ZOOM

ZOOM
gaya

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 29 Desember 2010

JANGAN SAMPAI ADA YANG MANJADI KORBAN DALAM PERUBAHAN


Dunia akademik mimang agak terdengar menantang di telinga kita. Yang mana dunia akademik ini biasanya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan dan mempunyai nalar yang cukup tinggi. Sehingga tidak salah kemudian akademik identik dengan dunia intelektual atau akademikus.
Dalam akademik yang dimaksud oleh penulis adalah lebih mengkerucut pada permasalahan yang ada pada ranah perguruan tinggi yang mana disana merupakan tempat para intelektual muda yang telah benyak melakukan perubahan atau tranformasi yang lebih prospektif. Maka wajar disana terjadi regulasi ilmu pengatuhuan yang lebih cepat dibanding dengan ranah lainnya (masyrakat umum).
Pertarungan pemikirang kian tidak bisa dihindari, karana kebebasan dalam dunia intelektual itu benar-benar menjadi hak pribadi. Artinya mereka mempunyai kebebasan penuh dalam menyampaikan hasil pemikirannya sehingga disana terjadi tranformasi keilmuan yang cukup tinggi dan berimplikasi pada dunia bebas dan mempengaruhi terhadap socio culture masyarakat luar. Nah disinilah letak signifikansi dunia akademik dalam menciptan pradaban yang lebih konperhensip tentunya.
Namun yang harus menjadi catatan bagi dunia akademik sebagai lembaga pembawa perubahan adalah kita  ketahui bahwa sanya dunia luar katakanlah masyarakat umum itu ada  yang namanya kelas-kelas masyrakat. Baik itu ditinjau dari segi keilmuan dan strata yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Kalau dalam ranah ilmu pengatahuan kita kenal dengan masyarkat awam, sedangkan dalam ranah stratanya kita tau bahwa dalam masyarakat itu ada yang namanya kelas-kelas, baik itu berdasarkan keturunan atau apa saja yang telah mampu mengankat drajat mereka di mata masyarakat itu sendiri.
Dengan adanya tingkatan tersebut dalam masyarat, maka yang menjadi titik permasalahan adalah pada tingkatan ilmu pengtahuan di masyarakat itu sendiri (awam). Masyarakt awam disini kita bisa pahami sebagai masyarkat yang terbelakang, mereka masih buta dalam masalah ilmu pengatahuan. Jadi posisi mereka yang seperti ini sangat rentan dengan adanya arus perubahan yang mana mereka masih belum mampu memfilterisasi arus perubahan itu sendri. Sehingga mereka akan kabur pandangannya, mereka hanya sekedar ikut saja tanpa adanya suatu pandangan yang jelas yang harus mereka pegang. Padahal dalam era perubahan ini, para inteklektual atau dunia akademik banyak menawarkan akan konsep-konsepnya atau bahan yang akan dijadikan pegangan dalam menghadapi perubahan tersebut.
Perubahan bukanlah unutuk dihindari, akan tetapi kita harus siap menghadapi dan menerimanya. Tidak ada sesuatu apapun di alam jagat raya ini yang bisa terhindar dari perubahan kecuali tuhan Allah. Nah, dengan demikian regulasi perubahan pasti akan terjadi, baik itu secara cepat atau lambat akan segera menghampiri kita. Tinggal kita bagaimana mempersiapkan diri dalam melakukan perubahan ini. Akan tetapi bagaimana dengan masyarakat awam?, siapkah mereka dalam melakukan peruhan yang kian cepat perkembangannya?. Tentunya hal ini masih menjadi tandatanya besar bagi kita semua. Atau mungkin mereka akan termakan oleh perubaha itu sendiri, inilah sebetulnya yang menjadi permasalah pada saat ini.
Dunia Kampus Dan Masyrakat Umum
Berbicara masalah dunia kampus atau dengan kata lain bisa kita pahami dunia akademik, maka pandangan kita pasti tertuju kapada mahasiswa yang merupakan salah satu unsur di dalamnya. Maka ketika mau dikaitkan antara mahasiswa dan masyarakat mimang keduanya bagaikan dua mata sisi uang yang tidak bisa dipisahkan. Mengingat mahasiswa sebagai agent of chenge and social control. Disinilah kita bisa tau akan fungsi dan peranan mahasiswa itu sendiri.
Agent of chenge itulah yang selalu menjadi semboyang dikalangan mahasiswa untuk mengembalikan nilai kemahasiswaannya. Mahasiswa bukanlah sesuatu yang menyeramkan, akan tetapi mereka akan disegani oleh banyak kalangan. Mahasiswa disini menurut penulis berada pada posisi yang strategis dalam malakukan perubahan sekaligus menjadi pengontrol dalam perubahan sosial itu sendiri.
Disinilah sebetulnya letak relasi mahasiswa dengan masyarakat, agar arus perubahan yang kian merajalela dikalangan kita dpat di filterisasi dengan keilmuannya agar mereka yang tertindas tidak semakin tertindas dan hanya menjadi konban perubahan itu sendiri.
Dalam hal ini penulis ingin mengatakan bahwa dunia akademik sebagai sarang perubahan tidak harus terlepas dari sifat kemanusiaan. Artinya mereka dapat mengimbangi akan keadaan sosial kultur yang ada di masyarakat itu sendiri. Biar dalam perubahan ini tidak ada yang timpang sebelah semuanya dapat menikmati perubahan tanpa harus ada yang manjadi korban. Dunia akademik yang identik dengan ilmu pengatahuan disini tentunya oreintasi perubahannya pada pemikiran dan pamahaman. Sehingga perlunya semacam keseimbangan didalamnya