ZOOM

ZOOM
gaya

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 04 Januari 2011

SEDIH DIBANGKU TERAKHIR SMA 05/12/2010

Berbicara masalah rencana mau melanjutkan studi ke-perkuliahan, mimang tidah asing lagi di kalangan siswa yang lagi duduk dibangku kelas akhir SMA/MA dan sederajad. Maka tidak jarang siswa pada saat itu setres karena hanya dalam rangka memilih Universitas. Lebih ironisnya UAN (Ujian Akhir Nasional) tidak menjadi beban pikiran, bahkan hampir semua perhatian kita tersita oleh itu.
Hal yang senada tidak jauh beda dengan apa yang pernah dialami oleh saya, ketika duduk dibangku akhir SMA I Annuqayah Guluk- Guluk Sumenep. Famplet Universitas dari berbagai penjuru mulai menghiasai papan pengumunan di sekolah, bahkan seking tidak muatnya, di dinding-dinding pun menjadi opjek penempelan brosur itu, teman-teman semua pada memperhatikan dan bahkan ada yang meninjak lanjuti informasi yang ada di pengumuman.
Yang sangat menarik lagi adalah ketika ada brosur program beasiswa, baik untuk siswa yang berprestasi atau yang berekonomi lemah. Program beasiswa berprestasi merupakan hal yang wajar dalam rangka berkompetitif didalamnya. suatu hal yang sangat lucu kemudian adalah teman-teman yang berekonomi menengah keatas yang tergolong keluarga mampu malah mau menjadi orang yang dinyatakan tergolong tidak mampu oleh pihak yang harus dimintai surat ketetangan sebagai persyaratan untuk mengikuti program beasiswa itu sendiri. Dengan hal itu aku benar-benar tidak mengeriti dengan apa yang sedang terjadi pada mereka. Mungkin karena Unversitas menawarkan fasilitas yang wah, atau tempatnya berada di kota, dab kebetulan pada saat itu teman-teman udah muak dengan keadaan pondok sehingga mereka ingin suasana baru. Namun itu hanya praduga saya yang tidak bisa dipertanggujawabkan kebenarannya.
Kelas tiga SMA menjadi sangatlah bersejarah bagi saya pribadi. Yang pertama menginjak semister kedua, aku dikejutkan dan distreskan dengan hasil seleksi panerimaan mahasiswa di ITB (Institut Teknologi Bandung). Pada saat itu aku mulai frustasi, selain biaya yang telah aku habiskan cukup banyak, juga beban moral kepada orang tua dan tetangga yang telah banyak berharap kepada saya akan menjadi mahasiswa ITB ternyatas sia-sia. Menurut orang-orang dirumah akulah orang pertama yang akan menjadi mahasiswa ITB di desa saya. Jadi support datang bukan hanya dari orang tua aku sendiri atau bahkan dari famili, akan tetapi juga dari tetanggapun ikut memberi semangat akan kelulus saya disana. Bahkan bentuk dukungan mereka ada yang sampai ngasih uang saku sebagai tambahan bekal. Meskipun aku yakin, mereka tidak akan menuntut kalau misalkan takdir berbicara lain.
Bingkisan kedua dari Tuhan kepada saya adalah tidak tercantumya nama aku di hasil ujian UAN (Ujian Akhir Nasional). Itu merupakan cobaan yang aku kira terberat yang aku rasa selama saya terlahir kedunia ini. Tiba-tiba aku tidak tau mau berbuat apa setelah mendengar berita disampaikan oleh Bapak Mojo salah satu TU (Tata Usaha) di sekolah aku itu. Lagi-lagi saya tidak percaya dengan hal itu. Meskipun yang ikut sedih pada saat itu bukan hanya aku sendiri, akan tetapi orang-orang Sekolah semuanya pada mengeluarkan air mata ketika aku bilang “ten kaule tak oneng cek dekremmah nikah Pka?” (aku tidak tau harus bagaimana) yaitu setelah aku menceritakan keadaan dan posisi aku pada saat itu. Mungkin juga mereka merasa tidak enak ketika ingat akan perjuangan aku ketika menjadi ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Karana menurut teman-teman, pada saat pemerintahan saya merupakan sejarah bagi kemajuan OSIS di sekolah. Yang mana saya bersama teman-teman yang lain banyak melakukan terobosan-terobosan demi memajukan OSIS itu sendiri.
Jujur, pada waktu itu aku telah banyak dosa kapada pihak sekolah, pasalnya mereka dengan rendah hati mengantarkan saya kerumah paman yang saya yakin diantara mereka mempunyai kesibukan pada saat itu. Akan tetapi mungkin mereka merasa iba dengan keadaanku pada saat itu. Jadi meskipun perjalanan tidak bisa di tempuh hanya sebertar dari sekolah ke rumah, mereka bersedia mengantarkanku sampai dirumah paman dan menjelaskan akan apa yang terjadi pada diri saya saat itu.
Ketika paman mendengar informasi yang disampaikan kepala sekolah diteras depan itu, spontan beliau terkejut, matanya yang berkaca-kaca sambil memadangiku. Pada saat itu air mataku tidak bisa ditahan berkucuran.
Pada akhirnya aku bertakat tidak akan memberikan informasi itu kepada keluargaku sampai saat ini kecuali pamanku, Mohammad Imran dan orang yang saya anggap kakak sendiri tapi dia masih dua pupuku, Ervan Antamanto, S.Pd.I merekalah yang telah banyak membantuku dalam menyembunyikan persoalan itu.
Sebetulnya ada beberapa alasan kenapa kami menyembunyikan masalah ini. Pertama Bapak aku baru dikenak struk, jadi takut mengganngu dan akan kambuh kembali. Yang kedua, baru saja keluargaku dihantam denga informasi ketidak lulusan saya di ITB, jadi menyembunyikan masalah ini merupakan jalan yang terbaik buat kami.
Ma’afkan anakmu Bapak dan Ibu, engkau telah berjuang sepenuh hati untuk mensukseskan anandamu ini. Dan aku janji akan menjadi anak yang baik dan senantiasa berbakti kepada kedua orang tua bangsa dan Negara. Amin.

PRESAAN YANG TERSEMBUNYIKAN

Dia adalah orang yang sempurna bagi saya. Meskipun ada yang mengatakan tidak ada yang sempurna kecuali Tuhan. Itu benar, akan tetapi kesempurnaan menurutku dalam kontek manusia sebagai mahluk tuhan itu sendiri. Meskipun aku penuh tanda tanya dalam benak ini, “bisakah dia akan menjadi milikku?” sebut saja dia vifi.
Berawal dari pertemuan yang tidak diduga sebelumnya, aku mengenal dia. Perkenalan terjadi ketika hari pertama masuk kuliah bagi mahasiswa baru pada saat itu. Hari pertama, temen-temen banyak yang berangkat lebih awal dari jadwal kuliah yang diberikan oleh universitas, sehingga ada banyak waktu bagi teman untuk saling kenalan dan tukar nomor Hand Phone pada saat itu.
Hari-hari kulalui seperti biasa, kebetulan kuliah masih belum aktif, jadi banyak mata kuliah yang tidak masuk. Dengan demikian kami mempunyai banyak waktu untuk saling kenalan dan bertemu dengan teman-teman disana. Barbagi cerita, saling nanyak lulus dipilihan berapa? merupakan tema utama kami sebagai bahan basa-basi untuk saling mengenal.
Di sebuah acara universitas yang khusus mahasiswa baru, kembali aku bertemu dia. Dugaan ini tidak salah kemudian, saat kedua kalinya aku bertemu dia di dalam ruangan acara, yaitu vifi adalah orang yang murah senyum, dan familiyer. Kebetulan pada saat itu aku dengan dia duduk di kursi yang bersampingan. Jadi kembali kami saling menyapa dan berbagi cerita. Tapi sejanak aku tidak percaya, vifi yang ku kenal orang murah senyum dan familiyer, tapi dia juga orang yang cantik.
Disela-sela pembicaraan, tanpa sadar aku memperhatikannya. Inikah orang yang sempurna?. Pertanyaan demikian selalu hadir dalam benak ini. Sehingga perhatianku terpusat padanya dan mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan hati. Namun, jawaban yang ada selalu menimbulkan tanda tanya lagi. Ah……. Aku bingung.
Setelah pulang, ternyata pertanyaan itu muncul kembali, “benarkah dia orang yang sempurna buat aku?”. Tapi sayang pada saat itu aku tidak lagi bisa mencari jawabannya dengan cara melihat langsung orangnya, akan tetapi cuman dengan hayalan-hayalan imajinasi belaka. Yang kadangkala aku tertawa sendiri terhanyut dalam lamunan imajinasi.
Lagi-lagi kebingungan tidak bisa dipungkiri. Dan pertanyaan itu muncul dengan sedirinya lagi. “Kapan aku bisa bertemu dengan dia?”. Ingin segera rasanyan malam menjemput pagi, biar aku ini dapat bertemu dia. Seribu cara sudah dipersiapkan, bagaimana kami dapat duduk bersampingan, dan bisa curi pandang wajah dia di sela-sela pembicaraan. Yang pasti aku harus datang lebih awal dan berlama-lama dipintu masuk ruangan. Sehingga apa bila dia datang kusapa dan mencari tempat duduk bersama. Itulah strategi jitu yang kudapat semalam.
Tapi sial, ketika mau berangkat, tiba-tiba motor yang akan kami gunakan ke kampus tidak mau jalan mesinnya. Sehingga waktu yang sudah dijadwalkan tidak bisa terealisasi. Ah,, Buset…….!!!. yang lebih sial, adalah kami diintrogasi sama penitia karena keterlambatan kami kesana, buset yang ke dua kali.
Usaha sedemikian rupa telah dilakukan untuk ketemu dengan dia, namun hasilnya sangat memprihatinkan. Setiap kali pertemuan itu aku rencanakan sama sekali tidak membuahkan hasil. Akan tetapi kadangkala aku bertemu dia dalam keadaan tidak disengaja. Aneh, bin ajaib. Sehingga jawaban yang saya inginkan selalu tertunda oleh tidak adanya kesempatan. Dan kapan kira-kira aku dapat meyakinkan bahwa itu adalah orang yang “sempurna”.
Waktu terus berjalan, jumpa dengan dia merupakan suatu hal yang tidak gampang, kadangkala cuman ketemudi jalan ketika menuju kelas masing-masing dan hal itu sifatnya hanya sebentar. Akan tetapi entah kenapa perasaan bahagia ketika dia senyum dan menyapa meskipun hanya sapatah dua patah kata, hai, masuk ya??. Tapi kata-kata itu telah membuat kau bahagia, dugaan sementara, berarti dia masih ingat sama saya, Alhamdulillah…..
Hari-hari terus berjalan dengan demikian, tapi perasaan ini mulai bersikap kritis, “kanapa aku bahagia ketika bertemu dengannya?”. Aku kaji perasaan yang selama ini aku rasakan. Aneh, ternyata diri ini terlarut dalam hayalan-hayalan aku dengan dia. Yang menambah poin kebingungan perasaan ini.

SMS Malamku 28-12-2010

Ohh………… Tuhan,
Otak ini mulai penat bercengkrama dengan ketidak pastian dalam hidup ini
Badan ini sudah mulai letih dengan drama-drama kehidupan yang tidak tau alur ceritanya kemana
Oh, Tuhan
Apakah disanan nanti mimpi-mimpi indah ini akan menjadi kenyataan sebelum sebelum drama kehidupan ini berakhir??
Atau hanya tinggalah mimpi-mimpi dari perjalanan hidup di dunia ini?
Aku tidak menerti………….
(bahasa hati, mohon dinasehati)

SMS Malamku 27-12-2010

Barangkali seribu kata tidak sanggup mendiskripsikan akan nikmatMu
Seribu amal perbuatan amal ibadah tak mampu membayar akan kasih sayangMu
Karena Engkaulah yang maha rahma dan rahim
SUJUD YUUUUUUK…………………

SMS Malamku 26-12-2010

Perputaran jerumjam telah beranjak pada angka yang lebih tinggi
Larut sudah menanti di pintu waktu
Kelopak mata mulai terbenani membuat mata ini tak leluasa melihat sudut kamar mungilku
Meskipun ada sesuatu disana, biarlah mata kupejamkan saja
TIDUR YUUUK…….

SMS Malamku 25-12-2010

Awan memerah
Terlihat bersisik rapi
Suara air yang mengalir jernih di pinggir kali masih culup jelas terdengan ditelinga ini
Burung-burung berterbangan hinggap di sarangnya
Mata hari memerah
Lampu disudut-sudut kota sudah bersinar
Ah…………..inilah diskripsiku pada sore ini.

SMS Malamku Yogyakarta 24-12-2010

Hidup adalah mencari makna dalam kehidupan
Setiap sesuatu lebih berarti karena kita hidup, bukanlah mati
Tuhan telah meberi akal bagi menusia untuk hidup lebih bermakna di muka bumi
Inilah kehidupan bukan hanya sekedar hayalan atau mimpi-mimpi
Ingat…….saat ini, buat kita dihari esok
Maka jangan menyia-nyiakan waktu, karena itu senjata bagi kita

SMS Malamku

Mendung warna kelabu itu telah menyelimuti langit biruku
Hujan rintik berirama diatas kubukku
Getaran rasa pahit memilukan
Kutabur rintihan do’a disetiap langkahku ini
Di ujung harapan hampa kepastian
Biarlah ku lukis kenangan ini bersama sejarah pehitnya kehidupan
Tapi keyakinan telah menjadi sumber energi tubuhku
Yogyakarta 23-12-2010

AKU, MEREKA DAN MASA DEPAN (Awal Perjuangan Yang Sesungguhnya)

Kota Yogyakartaadalah kota perjuangan, itulah semboyan yang selalu diucap-ucapakan ketika aku mau berangkat ke jogja. Semangat yang menggebu-gebu dalam rangka menuai kesuksesan menjadi landasan pada saat itu. Sehingga meskipun ada banyak halalangan dan rintangan sebelum berangkatan saya, itu tidak Bisa menghentikan langkah-langkahku untuk selalu berusaha.
Pertama tekat itu muncul karena secara pribadi saya ingin kuliah keluar, ingin mencari suasana baru selain di pondok yang sudah delapan tahun aku di sana. Jadi menurutku ini merupakan kesempatan emas buat saya untuk melanjutkan studi di luar. Mengingat sebelumnya, berbagai macam usaha yang saya lakukan untuk kuliah diluar, ternyata tidak membuahkan hasil. Mulai dari ikut tes di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan pada tahun keduanya saya mengirim proposal untuk biasiswa bidik missi. Namun apa apa daya, ternyata semuanya nihil. Itulah yang membuat saya semangat untuk menindaklanjuti peluang yang ditawarkan teman dan kebetan satu kelas waktu di SMA.
Sebelum aku berangkat sorenya, orang ortu mengumpulkan famili yang kebetulan rumah kami dan rumah mereka satu halaman, jadi komonikasi kami cukup dekat. Maksud dan tujuan kedua orang tua mengundang mereka tidak terlapas untuk mengadakan do’a bersama agar tujuannku kuliah diluar Madura mendapat ridha dan syafa’at dari Allah Swt.
Seusai acara do’a bersama yang diawali dengan Yasinan selesai,kami berbincang-bincang seputar kabarangkatan aku. Meraka mulai manyak, kenapa saya harus kuliah di jogja?, terus bagaimana nanti ketika sudah samapi disana?, dan masih banyak lagi pertanyaan yang mereka lontarkan kepada saya. Saya sadar, itu merupakan suatu bentuk kepedulian mereka akan keadaanku disana nanti. Yang sangat jelas mereka berpesan aqidah untuk selalu dijaga.
Saat-Saat Mau Berangkat
Jam 18.40 saya sudah siap-siap dan mengkemasi barang-barang yang akan bawa, mobil udah disiapkan sama kakak saya dihalaman. Tiba-tiba ibu saya memanggil. Yad, ayo, pamitan dulu mumpung orang-orang pada dihalaman. pintanya beliau kapada saya. Tanpa basa-basi, aku nurut apa yang ucapakan ibu. Aku langsung bergagas mendatangi orang-orang dihalaman yang mereka semua itu adalah familiku sendiri. Aku bersalaman dan pamitan kepada mereka. Dan di saat bersamaan butir-butir nasehat diberikan kepada saya. Diantaranya adalah bagaimana saya harus konsentrasi dulu dangan kuliah saya jangan sampai terbengkalai akibat hal yang tidak jelas orientasinya, “ingat di jogja tidak sama dengan disini”. Dan nasehat itu mungkin harus menjadi pegangan saya untuk lebih serius dalam menjalani perkuliahan disana.
Barang-barang bawaan udah dimasukkan ke dalam mobil. Saat itu aku terharu melihat keantosiasan mereka yang telah mendukung akan keberangkatan saya itu. Dan dalam benak ini muncul, ya,, Allah semuga keberangkatanku ini bersama ridhamu, dan semuga saya sukses, aku pasti tidak akan melupakan mereka yang telah berdiri disini dalam rangka mendukung dan memberikan semangat kempada saya.
Mobil yang sudah siap dengan dan keluargaku yang mau mengantarkan ke terminal Bus di kota kami sudah naik. Tapi yang pas mau berangkat tiba-tiba para tetangga ramai sekali, salah kakakku bilang “o, sekarang gerhana bulan”. Subhanallah………… benar akau lihat, ternyata pada saat itu lagi gerhana bulan. Bulu kulit ini merinding melihat itu, karena menurut orang di rumah makna filosofinya gerhana bulan itu adalah awal kebangkitan atau momen dimana membangunkan segala sesuatu yang dianggap sudah mati atau kurang berfungsi. Makanya para tetangga memukul-mukul pepohonan dan hewan-hewan dalam rangka membangunkan mereka. Itulah hal yang dipahami dari gerhana bulan oleh orang-orang di desa saya. Saat itu aku berpikir, ya, tuhan, jika benar ini merupakan awal kebangkitan dan awal untuk lebih baik, maka kabulkanlah apa yang menjadi harapan mereka terhadap kami yang hendak mau berangkat ini.
Semuanya sudah siap, mesin mobil sudah distater dan siap berangkat. Berlahan roda mobil berputar beranjak meninggalkan halaman dan meninggalkan mereka yang ada dihalaman dan tidak ikut mengantarkan saya keterminal. Lambayan tangan seakan-akan tidak mau berhenti dan pandangan mata tidak mau lepas dari mereka. Air mata rasanya mau tumpah dari kelopak mata, tapi aku tahan karena ini adalah perjungan yang harus saya lakukan, untuk ku dan untuk meraka. “AKU SAYANG MEREKA!!!”.
Pintu Awal Perjuangan Sudah Terasa
Pintu awal perjuangan, itulah yang terlintas dalam pikiranku setelah nyampek di terminal bus. Bus yang jurusan Jogja sudah berangkat, jadi saya harus berhenti di terminal Bungurasih Surabaya. Kakak sepupu saya menyarankan segara berangkat, karena Bus dengan jurusan Banyuwangi sudah mau berangkat, dan nanti saya turun di Surabaya. Tas dan kardus dibawa oleh kakak saya sendiri dan dua kakak sepupu saya (Mulyadi dan Syaiful). Aku pamitan sama ibu, dan meraka yang ikut mengantarkan saya. Sopontan guru ngaji saya (Ning, Ama) mencium saya sambil berkata “hati-hati ya, nak,,”dan Ibu pun dengan segera mendekati saya dan memelukku serta mengucapkan kata-kata yang sampai hari ini masih teringat jelas dalam pikiran. S U K S E S !!!. sayang Bapak pada saat itu tidak ikut karena keadaanya tidak memungkinka, tidak enak badan.
Ibu, Bapak, guru, dan orang-orang yang telah mondo’akan saya. Terimakasih semuanya. Dan semuga do’a-do’a mereka dikabulkan dan saya akan kembali untuk mereka lagi.. Amin…………………