ZOOM

ZOOM
gaya

Rabu, 31 Oktober 2012

Neoplatonisme Dan Sufisme Kajian kritis masalah penciptaan alam


Sampai saat ini filosof yang paling besar pengaruhnya tidak tidak terlepas dari Ploto dan Arestoteles. Pemikiran dari dua filosof itu benar-benar talah menjadi inspirasi pada filosof selanjutnya. Berkenaan dengan materi yang disampaikan oleh Bapak Imam Iqbal pengampuh mata kuliah Filsafat Islam Trasidi barat (Andalusia) ini dengan tema pembahasan  Interrelasi Neoplatonisme dan sufisme berjalan cukup menarik.
Beliau mencoba menerangkan bagaimana konsep ajaran dari Neoplatonisme dan sufisme khususnya dalam Islam itu sendiri mengnai masalah “penciptaan alam semesta” dengan memberi pernyaan “bagaimana alam raya (menjadi) ada? Penyaan itu cukup membingunkan semua mahasiswa pada saat itu.
Dalam penciptaan disini ada dua konsep yang berbeda jika kita lihat dari konsep ajaran Plato dan Aristoteles dengan teologi khususnya Islam. Dalam konsep Arestoteles adanya gerak ini adalah dengan adanya “prinsip gerak”, sama seperti Plato, namun bedanya pada Plato adalah “prinsip idea”. Dua pemikiran itu memikili kesamaan yaitu pada prinsip. Apa yang dimaksud prinsip dalam pemikiran mereka? Menurut Plotinus, prinsip itu adalah yang Esa, tuhan, dan lain-lain. Tetapi tuhan yang dimaksud disini adalah bukan pada Tuhan  dalam kacamat teologi.
Prinsip disini adalah unmeteri dan alam sendiri terdiri dari materi.  Namun materi tersebut dalam konsep diatas adalah mengalami tranformasi atau mengalami perubahan. Misalnya ada sebuah bangunan katakanlah rumah. Rumah tersebut sebagaimana kita lihat adalah tersusun dari materi-materi dengan melalui proses bangun sehingga jadilah rumah seutuhnya. Namun, ketika beberapa lama kemudian rumah yang utuh tersebut roboh misalkan karena ada gempa atau angin puyuh sehingga membuat bengunan yang utuh tadi kocar-kacir meteri-materinya, genting, batu bata, kaca dan sebagainya itu terpisah sehingga sudah tidak berbetuh rumah, manun yang ada hanyalah puing-puing dari bangunan tersebut.
Ketika puing-puing dari materi bangunan tersebut di ambil bagian yang masih bisa dipakai misalkan gentingnya buat atap dapur, kayunya buat kandang atau penyanggah bahkan dijadikan kayu bakar, batu-batunya digunakan untuk membangun sesuatu yang lain dll. Maka dari itu materi yang diambil dari bangunan rumah itu tadi dan dibut materi bangunan yang lain maka hasilnya  tidak dikatan rumah lagi. Melainkan sudah beralih pada nama kandang, penyanggah, kayu baka dan sebagainya. Itulah yang dimaksud tranformasi dari bentuk asal kepada bentuk yang lainnya, itulah yang dimaksud dengan prinsip gerak atau prinsip idea.
Berbeda ketika kita mengkaji tentang adanya alam ini dalam kacamata teologis, yang mana teologis memberikan pamahan bahwa dibelakang itu semua ada yang menggerakkan, yaitu Tuhan sebagai pencipta dari alam raya ini. Berkenaan dengan itu, Tuhan juga telah memberikan keteraturan terhadap alam ini untuk kemudian berjalan atau berfungsi sesuai dengan hukum kausalitas atau keteraturan itu sendiri.
Dari penjelasan diatas cukup berbeda sekali mengenai konsep penciptaan. Yaitu antra prinsip dan pencipta (Tuhan). Namun bagi penulis lebih cendrung kepada konsep teologi, yaitu alam ini diciptakan bukan ada dengan sendirinya. Kerena ketika alam raya diyakini ada kerena prinsip maka segala kehidupan ini berjalan sesuai dengan hukum alam itu sendiri, baik itu dengan cara berefolusi atau ada tranformasi didalamnya. Artinya kejadian alam atau hal yang akan ada dalam alam ini bisa dianalisis atau bisa diraba oleh akal. Padahal dalam keseharian hudup kita ada banyak hal yang terjadi atau bahkan ada dalam alam raya ini diluar pradiga kita, meskipun pada awalnya sudah belajar dari gejala-gejala yang ada. Namun gejala yang ada tidak sepenuhnya akan memberi kepastian akan sesuatu yang akan terjadi atau akan ada.
Seandainya ketika gejala-gejala yang ada cukup memberi isyarat akan terjadinya sesuatu dan itu pasti akan terjadi, maka pendapat yang mengatakan bahwa dalam alam raya ini hanya ada prinsip bisa dibenarkan. Namun pada kenyataannya banyak hal-hal yang terjadi dalam alam raya ini diluar praduga kita artinya tidak sesuai dengan hukum kausalitas.

0 komentar:

Posting Komentar